user_mobilelogo

Tanah merupakan salah satu unsur lingkungan dalam ekosistem hutan yang perlu mendapat perhatian, khususnya yang berkaitan dengan upaya konservasinya sebagai akibat dari adanya kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu (pengusahaan hutan). Erosi tanah merupakan salah satu bentuk dampak negatif yang muncul dari kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu (pengusahaan hutan) yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan turunnya produktifitas hutan tersebut karena lapisan tanah atas yang biasanya subur terbawa atau hilang oleh aliran permukaan (run off ). Sedangkan dampaknya di luar areal hutan adalah terjadinya pendangkalan sungai, turunnya mutu dan kualitas air sungai dan pendeknya umur pakai bendungan (dam)
pengendali air di daerah hilir. 

Adanya kegiatan PWH, penebangan, penyaradan, pengangkutan, pembinaan hutan (penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan) mungkin akan mengubah kondisi tanah hutan, hal ini disebabkan karena adanya pembukaan permukaan tanah.
Mengingat besarnya kerugian yang akan diderita akibat terjadinya erosi maka perlu adanya tindakan preventif (pencegahan) agar setiap kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu (pengusahaan hutan) yang dilakukan dapat berjalan dengan dampak terjadinya erosi tanah sekecil mungkin. Disamping itu juga perlu perlakuan-perlakuan terhadap lokasi-lokasi yang sudah terlanjur mengalami erosi agar kondisi tanahnya dapat segera pulih minimal seperti sediakala bahkan akan lebih baik lagi.

Untuk mengetahui dampak erosi pada hutan maka salah satu tindakan yang bijaksana adalah melakukan monitoring besarnya tingkat erosi pada lokasi–lokasi yang diperkirakan potensial terjadinya erosi, seperti dalam hal ini adalah jalan sarad bekas TPn, jalan logging, lokasi bervegetasi atau areal berhutan dan sebagainya.

Hutan alam Indonesia khususnya di Kalimantan sebagian besar sudah dimanfaatkan hasil kayu baik skala besar maupun kecil. Hal ini diduga akan mempengaruhi kondisi tanah, salah satunya adalah erosi. Untuk mempertahankan keadaan/kondisi  tanah ideal dalam areal PT. Suka Jaya Makmur diperlukan informasi tentang erosi tanah. Informasi ini diperoleh dari monitoring/pemantauan erosi pada berbagai lokasi menggunakan stick erosi.

 

1. Secara keseluruhan di areal PT. Suka Jaya Makmur rerata erosi tanah potensial yang terjadi adalah 48,92 Ton/Ha/Thn dengan kategori TBE Ringan.
   
2. rosi tanah potensial yang terjadi pada lokasi eks tebangan 1 tahun (Et+1) adalah 57,64 Ton/Ha/Thn dengan kategori TBE Ringan, pada lokasi eks tebangan 2 tahun (Et+2) adalah 48,21 Ton/Ha/Thn dengan kategori TBE Ringan dan pada lokasi eks tebangan 3 tahun (Et+3) adalah 40,93 Ton/Ha/Thn dengan TBE Ringan. Terjadinya penurunan erosi tanah dan penurunan kategori TBE disebabkan adanya kegiatan penanaman/rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan
   
3. Erosi terkecil terjadi pada lokasi plot vegetasi alam eks tebangan yaitu 32,29 Ton/Ha/Thn dengan kategori TBE Ringan, hal ini disebabkan perubahan vegetasi hanya terjadi pada saat kegiatan penebangan, setelah itu nyaris tidak dipengaruhi kegiatan lain yang bersifat membuka hutan lagi sehingga keterbukaan hutan eks tebangan relatif kecil.
   
4. Erosi terbesar pada lokasi jalan logging yaitu 59,82 Ton/Ha/Thn dengan kategori TBE Ringan, hal ini karena pada awalnya jalan logging merupakan areal yang terbuka tanpa penutupan vegetasi secara langsung terutama setelah penebangan atau Et+1. Oleh sebab itu jika terjadi hujan, maka titik–titik air hujan akan langsung mengerus tanah yang ada di jalan logging. Namun erosinya semakin berkurang setelah Et+2 dan Et+3 karena sudah ditumbuhi tanaman cover crop dan vegetasi berkayu lainnya.
   
5. Beberapa faktor penyebab erosi antara lain sifat tanah, topografi (kelerengan/slope) vegetasi, curah hujan dan manusia. Faktor dominan yang menyebabkan terjadinya erosi tanah adalah kelerengan/slope, vegetasi dan manusia.
   
6. Untuk mengurangi laju erosi dan tingkat bahaya erosi (TBE) maka sebaiknyamelakukan tindakan pengelolaan lingkungan antara lain pembuatan trap-trap erosi, sodetan-sodetan jalan sarad, penanaman fast growing species, sungkai dan cover-crop serta pembersihan jalur tanam semak–semak atau tumbuhan bawah terutama serasah dijadikan mulsa untuk mengurangi laju erosi dan menjaga kelembaban.
   
7. Erosi yang terjadi di areal PT. Suka Jaya Makmur termasuk kategori TBE Ringan yang mengindikasikan bahwa selama kegiatan pemanfaatan hasil hutan di areal PT. Suka Jaya Makmur tidak berdampak merusak secara signifikan.